Kamis, 21 Agustus 2014

Iman Kepada Kitab-Kitab Alloh



1. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
a. Pengertian Iman
Menurut bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu أَمَنَ- يُؤْمِنُ- إِيْمَان artinya “membenarkan”. Sedangkan menurut istilah, iman ialah kepercayaan dalam hati, meyakini dan membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
b. Pengertian Kitab-Kitab Allah swt.
Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para Rasul untuk diajarkan kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab itu agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup yang benar dan diridhai-Nya
Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
2. Suhuf
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman), yang berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi atau rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-masing dengan rincian sebagai berikut:
- 60 Sahifah kepada nabi Syits a.s.
- 30 Sahifah kepada nabi Ibrahim a.s.
- 10 Sahifah kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah swt.:
( إِنَّ هَذَا لَفِى الصُّحُفِ اْلأُوْلَى (18) صُحُفِ إِبْرَهِيْمَ وَمُسَ .(19)
Artinya: “Sesungguhnya ini semua benar-benar terdapat di dalam suhuf yang pertama(yaitu) suhuf-suhuf Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.”(Qs.al-a’la: 18-19).
3. Dalil-dalil Naqli yang terkait dengan Iman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah diturunkan Allah SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar. Firman Allah swt.:
( ياَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ نَزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ… .(النساء : 136
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah kamu sekalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.”(Qs.An-Nisa’:136)
Firman Allah swt.:
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang, niscaya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah bebuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya….(al-Maidah :48)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perintah dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt. diturunkan pada masa yang berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan Allah swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
4. Nama-nama kitab Allah swt. dan Rasul yang menerimanya.
Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:
a. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi kaum Bani Israil.
Firman Allah swt:
(إِنَّا أَنْزَلْنَا الَّتوْرَاةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌ…(المائدة:44
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada )petunjuk dan cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum syariat sudah tidak ada lagi. Yang beredar di kalangan orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan palsu. Sebab, mereka telah melakukan perubahan-perubahan isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat bahwa taurat yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan sebagai karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa yang berbeda.
Allah berfirman:
( مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ اْلكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ…(النساء: 75
Artinya: “Yaitu orang-orang Yahudi mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.”(Qs. An-Nisa’46).
b. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran manusia bukan wahyu Allah . Misalnya Kitab Injil matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut banyak terdapat perbedaan dan bahkan bertentangan. Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa a.s. dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat orang-orang harawi (pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan Injil Bernabas, oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid. Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh orang-orang Kristen (Nasrani). Dengan demikian, yang wajib dipercayai oleh umat islam hanyalah Injil yang diturunkan Allah SWT.kepada nabi isa a.s.
Firman Allah swt.:
( وَأَتَيْنَهُ اْلإِنْجِيْلَ فِيْهِ هُدَى وَّنُوْرٌ…(المائدة : 46
Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)” …(al-Maidah 46)
c. Kitab Zabur
Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud a.s. Nabi Daud hanya diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat syariat.
Firman Allah swt.:
( وَاَتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوْرًا (الاءسراء : 55
Artinya: “Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)
d. Kitab al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144 surat, 6666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad sedang berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan), karena beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sebahagian isinya menghapus sebahagian syari’at yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai dengan hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Quran merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa , berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu,sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman Allah:
  (وَاَنْزَلْنَا اِلَيْكَ اْلكِتَبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقَا لِّمَابَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ…(المائدة :48
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)
Firman Allah swt.:
(ذَلِكَ الْكِتَبُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ (البقره:2
Artinya: “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)
Isi pokok kandungan al-Quran adalah:
1. aqidah atau keimanan
2. Ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah
3. Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya
4. Mu’amalah yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia
5. Wa’ad dan wa’id
6. Kisah kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar
7. Ilmu pengetahuan.
Keistimewaan kitab suci al-Quran dibanding dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
a. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin keasliannya. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah swt. sampai akhir zaman.
firman Allah swt.:
  (إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّالَهُ لَحَفِضُوْنَ(الحجر:9
Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(al-hijr:9)
b. Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna. Isi al-Quran mencakup segala aspek kehidupan manusia.
c. Al-Quran tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya karena Allah swt. yang selalu memeliharanya.
Allah swt. Berfirman:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هَذَا اْلقُرْأَنَ لاَ يَْأتُوْنَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا ( الإسراء :88   
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia. Sekalipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”( Qs.al-Isra’88)
d. Al-quran isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh umat manusia.
e. Membaca dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. Masih banyak keistimewaan al-Quran dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita harus berusaha mempelajari dan mengkaji al-Quran dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai keuntungan untuk hidup di dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca saja sudah merupakan ibadah kepada Allah apalagi jika kita dapat memahami dan mengamalkannya.
Sabda Rasulullah saw.:
  (عَلَيْكَ بِتِلاَوَةِ اْلقُرْأَنَ فَإِنَّهُ نُوْرٌ لَّكَ فِى اْلأَرْضِ وَذُخْرُ لَكَ فِى السَّمَاءِ (رواه ابن ماجه
Artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”(HR. Ibn Majah)
5. Menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak problem kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh manusia.sepertinya:
- Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui cara pengobatannya,
- terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka,
- terjadinya gejolak sosial,dsb.
Semuanya itu merupakan dampak sikap sikap manusia yang meninggalkan al-Quran. Padahal Rasulullah saw. Telah berpesan dalam sabdanya yang berbunyi:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ مَا إِنْ تَمَسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا كِتَااللهِ وَسُنَةَ رَسُوْلَهُ. (رواه حكيم 
Artinya: “kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu (al-Quran) dan sunnnah rasulNya.”(al-Hakim) Dengan membaca dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam al-Quran,akan:
- Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan penyakit jasmani.
- Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larang-Nya.
- Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan demikian, selaku seorang muslim haruslah kita:
- Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan berpedoman dengan yang lainnya,
- Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan menjunjung tinggi kitab suci al-Quran.
- Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka.
- berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya
- berusaha untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari.
6. Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt.
a. Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.
b. Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.
c. Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
d. Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.
Kesimpulan :
1. Iman kepada kitab Allah swt. adalah rukun iman yang ketiga.
2. Pengertian Iman kepada kitab Allah swt adalah meyakini dan membenarkan bahwa Allah swt telah menurunkan Wahyu-Nya kepada para Rasul, yang termuat di dalam Kitab-kitabNya.(Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran).
3. Isi pokok dari semua kitab Allah swt ini sama yaitu bertauhid dan mengesakan Allah swt.
4. Kitab al-Quran memiliki keistimewaan dibanding kitab yang lainnya, di antara keistimewaan itu adalah, bahwa: – Al-Quran berlaku untuk seluruh umat manusia – Al-Quran terjamin pemeliharaannya sampai akhir zaman.
5. Fungsi utama beriman kepada kitab Allah swt adalah sebagai pedoman bagi umat manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

Iman kepada kitab-kitab Allah


Iman kepada kitab yang Allah yang di turunkan merupakan salah satu ushul (landasan) iman dan merupakan rukun iman yang ke-3. Iman yang dimaksud adalah pembenaran yang disertai keyakinan bahwa kitab-kitab Allah benar. Kitab-kitab tersebut merupakan kalam Allah ‘Azza wa jalla yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya kepada umat yang turun kepadanya kitab tersebut.
Diturunkanya kitab merupakan di antara bentuk kasih sayang Allah  kepada hambanya karena besarnya kebutuhan hamba terhadap kitab Allah. Akal manusia terbatas, tidak bisa meliputi rincian hal-hal yang dapat memberikan manfaat dan menimbulkan madharat bagi dirinya. Dan beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh setiap orang-orang muslim.
Iman kepada kitab Allah harus mencakup empat perkara :
Pertama     :   Mengimani bahwa turunnya kitab-kitab Allah benar-benar dari sisi Allah Ta’ala.
Kedua        :   Mengimani nama-nama kitab yang kita ketahui namanya seeprti Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam, Injil yang diturunkan kepada Nabi  ‘Isa ‘alaihis salaam, dan Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam. Sedangkan yang tidak kita ketahui namanya, kita mengimaninya secara global
Ketiga        :   Membenarkan berita-beritanya yang benar, seperti berita mengenai Al Quran, dan berita- berita  lain yang tidak diganti atau diubah dari iktab-kitab terdahulu sebelum Al Quran.
Keempat   : Mengamalkan hukum-hukumnya yang tidak dihapus, serta ridho dan tunduk  menerimanya,  baik kita mengetahui hikmahnya maupun tidak.  (Syarh Ushuulil Iman)
PENGERTIAN IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT.
1. Pengertian kitab-kitab Allah SWT
Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab Allah SWT. Arti kata kitab adalah tulisan atau yang ditulis, berasal dari kata “kataba” yang berarti menulis. Dalam bahasa Indonesia kitab diartikan buku. Adapun yang dimaksud kitab di sini adalah kitab suci.
Ada dua jenis kitab suci:
a. Kitab suci samawi, yakni kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah SWT. dan biasa disebut Kitabullah (Kitab Allah SWT.). Ada yang berwujud Kitab dan ada yang berwujud Shahifah atau Shuhuf
b. Kitab suci ardhi, yakni kitab suci yang tidak bersumber dari wahyu Allah SWT. melainkan bersumber dari hasil perenungan dan budi daya akal manusia sendiri.
Adapun pengertian Kitabullah adalah kalam atau firman Allah SWT.  yang diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya yang mengandung perintah dan larangan sebagai pedoman hidup bagi ummat manusia.
2. Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah,
            Yang dimaksud dengan iman kepada kitab-kitab Allah SWT. yaitu meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada paraNabi dan Rasul yang berisi wahyu Allah SWT. berupa perintah dan larangan untuk disampaiakan kepada umat manusia agar diunakan sebagai pedoman hidup di dunia.
3.         Dalil naqli dan aqli terkait dengan iman  kepada kitab-kitab Allah SWT.
a.         Dalil Naqli       :
Al-Qur’an
Artinya:
“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (QS. Al-Baqarah:4).
Hadits Nabi SAW.:
Artinya:
“ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, (HR. Muslim). (dikutip dari himpunan hadits Arba’in karya Imam An-Nawawi)
b.         Dalil Aqli        :
Allah SWT Maha ‘Alimun (=Tahu) bahwa manusia adalah makhluk yang dha’if (=lemah). Sedangkan Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Rahman (=Pengasih) dan Maha Rahim (=Penyayang). Atas hal itulah Allah SWT berkehendak memberikan bimbingan kepada manusia agar tetap menjadi makhluk paling mulia di sisi-Nya dengan memberikan pedoman berupa kitab suci lengkap dengan uswah hasanah (contoh tauladan) yang berupa seorang Nabi dan Rasul.
4.         Nama-nama kitab Allah SWT. beserta para Nabi dan Rasul yang menerimanya:
         KitabØ Taurat   
Ada yang menyebutnya Thoret atau Thora. Diturunkan kepada  Nabi Musa AS (=Moses) abad ke 15 SM untuk Bani Israil dan berbahasa Ibrani.
Kandungan kitab Taurat:
a.         Perintah mengesakan Allah SWT.
b.         Larangan membuat dan menyembah patung berhala.
c.         Larangan menyebut Nama Allah SWT. Dengan sia-sia.
d.         Perintah mensucikan hari Sabtu.
e.         Perintah menghormati ayah dan ibu.
f.          Larangan membunuh sesama manusia.
g.         Larangan berbuat zina.
h.         Larangan mencuri.
i.          Larangan menjadi saksi palsu.
j.          Larangan mengambil istri orang lain.
         KitabØ Zabur    
Juga ada yang menyebut Mazmur maupun Paska. Diturunkan kepada  Nabi Dawud AS (=David) pada abad ke 10 SM untuk Bani Israil dan berbahasa Qibthi.
Kandungan kitab Zabur:
a.         Do’a
b.         Dzikir
c.         Nasihat
d.         Hikmah
e.         Menyeru kepada ketauhidan
f.   Tidak berisi syari’at.
         KitabØ Injil       
Ada yang menamakan Bibel maupun Alkitab. Diturunkan kepada  Nabi Isa AS (=Yesus Kristus) pada awal abad ke 1 M untuk Bani Israil dan berbahasa Suryani.
Kandungan kitab Injil:
a.         Seruan tauhid kepada Allah SWT.
b.         Ajaran hidup zuhud dan menjauhi kerusakan terhadap dunia.
c.         Merevisi sebagian hukum Taurat yang sudah tidak sesuai.
d.         Berita tentang akan datangnya Nabi akhir zaman bernama Ahmad atau Muhammad.
         Al-Qur’an       Ø
Nama lainnya adalah Adz-Dzikru, Al-Furqon, Al-Bayan, Al-Huda, dsb. Diturunkan kepada  Nabi Muhammad SAW (=Ahmad) pada abad 7 M mulai 6 Agustus 610 M untuk pedoman seluruh manusia dan berbahasa Arab.
Artinya:
“Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui”. (QS. Yusuf: 3)
Dan Rasulullah pula bersabda seperti apa yang di firmankan oleh Allah SWT.
  Artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan  simpananmu   dilangit.”(HR. Ibn Majah)
•           Menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak problem kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh manusia.sepertinya:
- Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui cara pengobatannya,
- terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka,
- terjadinya gejolak sosial,dsb.
Semuanya itu merupakan dampak sikap sikap manusia yang meninggalkan
al-Quran. Padahal Rasulullah saw. Telah berpesan dalam sabdanya yang berbunyi:

Artinya: “kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat
selama berpegang kepada keduanya, yaitu (al-Quran) dan sunnnah rasulNya.”(al-Hakim)
5.         Shuhuf-shuhuf yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul.
Disamping menurunkan kitab suci, Allah SWT. juga telah menurunkan petunjuk-Nya dalam bentuk lembaran-lembaran yang disebut Shahifah atau Shuhuf.
            Artinya:
            “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa”.   (QS. Al-A’la: 18-19)
            Shuhuf adalah wahyu yang diturunkan dari Allah SWT. kepada para utusan-Nya dalam bentuk lembaran (shahifah). Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dari Abu Dzar R.A., bahwa shuhuf itu hanya bersisi tentang AMTSAL (=perumpamaan).
            Diantara para Rasul yang telah menerima shuhuf dari Allah SWT. adalah:
            a. Nabi Adam AS.      :           10 shuhuf.
            b. Nabi Syits AS        :            50 shuhuf.
            c. Nabi Idris AS.         :           30 shuhuf.
            d. Nabi Musa AS.       :           10 shuhuf.
            e. Nabi Ibrahim AS.    :           10 shuhuf.
6.         Isi pokok dari kitab-kitab Allah
Pada dasarnya kitab-kitab suci memuat tentang beberapa hal, yakni:
a.         Hukum I’tiqodiyah; hukum tentang keyakinan, seperti iman kepada Allah SWT.,
Malaikat, Kitab, Rasul, Hari akhir dan Taqdir.
b.         Hukum Khuluqiyah; hukum tentang akhlaq, yakni kewajiban para mukallaf untuk memperhias diri dengan perilaku utama (akhlaqul karimah) dan menghindarkan diri dari perilaku tercela (akhlaqul madzmumah).
c.         Hukum ‘Amaliyah; hukum tentang amal perbuatan, yakni segala perkataan, perbuatan dan tindakan manusia.
7.         Fungsi kitab suci bagi kehidupan sehari-hari:
a.         Menenteramkan hati.
b.         Mempertebal keyakinan.
c.         Menambah ilmu pengetehuan.
d.         Mengetahui riwayat (sejarah) umat masa lampau.
e.         Memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
f.          Menanamkan sikap toleransi terhadap pemeluk agama lain.
8.         Faedah Iman Kepada Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah akan membuahkan faedah yang agung, di antaranya :
Pertama :    Mengetahui perhatian Allah terhadap para hambanya dengan  menurunkan kitab kepada setiap kaum sebagai petunjuk bagi mereka.
   Kedua   :     Mengetahui hikmah Allah Ta’ala mengenai syariat-syariat- Nya, di mana Allah telah   menurunkan syariat untuk setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana yang   Allah firmankan.
Ketiga: Mensyukuri nikmat Allah berupa diturunkanya kitab-kitab(sebagai                         pedoman dan petunjuk)
9.         Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT diantaranya, yaitu :
1.         Mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah manusia menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang tampak maupun yang gaib.
2.         Memperkuat keyakinan seseorang terhadap tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah, maka akan percaya terhadap kebenaran Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
3.         Menambah ilmu pengetahuan. Karena dalam kitab-kitab Allah, disamping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
4.         Menanamkan sikap toleransi terhadap pengikut agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah, maka umat islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain.hal ini sesuai apa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits.
 Sumber : Copy Faste dari tulisan di situs internet dengan alamat Tablodbloger.googlecode.com

Q.S. Al Hadid (57) : 25
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa".
clip_image001[6]Q.S. Ar Ra’du (13) : 38
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ
Artinya : “Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada kitab (yang tertentu)”[777.
[777] Tujuan ayat ini ialah pertama-tama untuk membantah ejekan-ejekan terhadap Nabi Muhammad s.a.w. dari pihak musuh-musuh beliau, karena hal itu merendahkan martabat kenabian. keduanya untuk membantah Pendapat mereka bahwa seorang Rasul itu dapat melakukan mukjizat yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya bilamana diperlukan, bukan untuk dijadikan permainan. bagi tiap-tiap Rasul itu ada kitabnya yang sesuai dengan Keadaan masanya.
clip_image001[7]Q.S. Al An’aam  (6) : 89 – 90
أُولَئِكَ الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلاءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ
أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ
Artinya : “Mereka Itulah orang-orang yang telah Kami berikan Kitab, hikmat dan kenabian jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, Maka Sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya(89).
Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat”(90).
clip_image001[8]Q.S. An Nisaa  (4) : 136
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
clip_image001[9]Q.S. Az Zumar (39) : 41
إِنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ لِلنَّاسِ بِالْحَقِّ فَمَنِ اهْتَدَى فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ
Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka”.


clip_image003[1]
Beriman kepada kitab-kitab Allah swt termasuk rukun iman yang ketiga. Kitab Allah merupakan kumpulan dari firman-firman-Nya. Para rasul diberikan kitab oleh Allah swt. Kitab suci yang wajib kita imani sesuai yang tercantum dalam Al-Qur’an ada empat macam.
Manusia hendaknya dalam kehidupannya berpedoman terhadap kitab suci untuk meraih kebahagiaan hidup. Kitab suci yang paling lengkap dan menyempurnakan kitab-kitab suci sebelumnya ialah Al-Qur’an. Sebagai umat Islam hendaknya tidak hanya sekedar pandai membaca Al-Qur’an. Akan tetapi senantiasa membaca dan mengamalkan isinya agar hidup bahagia di dunia sampai akhirat. Al-Qur’an harus dijadikan acuan dalam kehidupan agar mendapat kesuksesan.
A. PENGERTIAN IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Kitabullah adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para rasul yang mengandung petunjuk dan kebenaran. Ajaran-ajaran dalam kitabullah tersebut sesuai dengan zamannya. Oleh karena isi katab-kitab tersebut hanya sesuai untuk zamannya masing-masing, maka isi kitabullah yang satu berbeda dengan yang lain.
Iman kepada kitab-kitab Allah artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah swt telah menurunkan kitab-kitab--Nya kepada para rasul utusan-Nya yang berisi petunjuk kepada jalan kebenaran agar manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Orang beriman wajib percaya bahwa Allah menurunkan kitab-Nya kepada para rasul, seperti kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s, kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s, kitab Injil kepada Nabi Isa a.s, dan kitab Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu pada dasarnya kitab-kitab Allah tersebut satu sama lain ada kaitannya. Contoh hubungan Al Qur’an dengan kitab Allah SWT lainnya ialah :
a. Menjadi saksi tentang kebenaran adanya kitab-kitab Allah SWT sebelumnya (Q.S. Al Maidah (5) : 48)
b. Menjawab dan menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat para penganut agama sebelumnya (Q.S. An Nahl (16) : 64)
c. Mengoreksi kitab Allah SWT sebelumnya yang sudah dirubah oleh manusia yang ingkar. Contoh :
1) Tentang ajaran Trinitas (Q.S. Al Maidah (5)  : 73)
2) Tentang Nabi Isa a.s. (Q.S. Ali ‘Imraan (3) : 49 -59)
3) Tentang penyaliban Nabi Isa a.s. (Q.S. An Nisa (4) : 157-158)
4) Tentang Nabi Luth a.s. (Q.S. Al Ankabut (29) : 28-30, Q.S. Al A’raaf (7): 80-84)
5) Tentang Nabi Sulaiman a.s. (Q.S. Al Baqarah(2) : 102, Q.S. An Naml (27) :14 – 44)
6) Dan sebagainya
Dengan demikian jelas bagi kita bahwa kedudukan kitab-kitab Allah itu adalah sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah pada Surah Al-Baqarah sebagai berikut:
 البقرة :۲ )             ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ  )
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah (2): 2)
Sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dalam kitab tersebut dijelaskan tentang tata cara hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya.
Kewajiban orang mukmin adalah beiman kepada seluruh kitab-kitab Allah swt, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 285. Oleh karena antara kitab satu dengan kitab yang lainnya saling terkait.
Disamping Allah menurunkan kitab-kitab-Nya, Allah juga menurunkan suhuf-suhuf kepada para rasul-Nya. Misalnya kepada Nabi Idris, Ibrahim, Musa, dan lainnya. Suhuf adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah. Persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf yaitu :
Persamaan :
Kitab dan suhuf sama-sama berasal dari wahyu Allah SWT
Perbedaan :
1) Isi kitab lebih lengkap dari pada suhuf
2) Kitab dibukukan, sedangkan suhuf tidak dibukukan
Menurut pendapat yang masyhur, jumlah kitab Allah sebanyak 104 kitab. Ada juga yang berpendapat kitan Allah SWT berjumlah 114. Menurut Syeikh Suhaimi, banyaknya kitab itu tidak dapat dihitung sehingga kita hanya diwajibkan beriman kepada 4 kitab, Taurat, Zabur, Injil, dan Al Qur’an.
B. DASAR BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.
Sebagai rukun iman yang ketiga, iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini memiliki landasan (dalil) dalam pengambilan hukumnya. Sehingga bagi setiap orang muslim wajib ain hukumnya beriman kepada kitab-kitab Allah itu. Di antara dalil yang menunjukkan adanya kewajiban iman kepada kitab-kitab Allah SWT antara lain :
a. Q.S Al-Baqarah (2) ayat 285:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah , malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
b. Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 136
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ
النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Artinya: “Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
c. Q.S. An-Nisa’ (4) ayat 136
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
d. Hadits
ﻋَﻦْﺣُﻤَﻴْﺪﺑﻦﻋﺒﺪﭐﻟﺮﺣﻤﻦﭐﻟﺤﻤﻴﺮﻱﻗﺎﻝﻗﺎﻝﺭﺳﻮﻝﭐﷲﺹﻡﭐﻹِْﻳْﻤَﺎﻥُأَﻥْﺗُﺆْﻣِﻦَﺑِﺎﷲِﻭَﻣَﻠٰﺌِﻜَﺘِﻪِﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِﻭَﭐﻟْﻴَﻮْﻡِﭐﻵْﺧِﺮِﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِﺧَﻴْﺮِﻩِﻭَﺷَﺮﱢﻩِ
Artinya : “Dari Humaid bin Abdurrahman Al Humairi berkata, telah bersabda Rasulullah SAW : ‘’Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan percaya kepada qadar yang baik dan buruk’’. (H.R. Muslim).
C. ISI POKOK YANG TERKANDUNG DALAM KITAB-KITAB ALLAH SWT
Adapun secara umum tentang isi pokok yang terkandung dalam kitab-kitab Allah SWT, keterangannya sebagai berikut :
1. Taurat
Taurat dalam bahasa Ibrani, Thora, yaitu kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa a.s. untuk membimbing kaumnya Bani Israel. Firman Allah SWT Q.S. Al Israan : 2 ;
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي     
‎وَكِيلا
Artinya : Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku”.
Taurat merupakan salah satu dari 3 komponen, yaitu thora, nabiin, dan khetubiin. Tiga komponen ini terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (Al Kitab). Orang-orang Kristen menyebutnya Old Testament (Perjanjian Lama). Kitab-kitab dalam perjanjian lama yang termasuk Taurat adalah kitab Kejadian (Genesis), kitab Keluaran (Exodus), kitab Imamat (Leviticus), kitab Bilangan (Numbers), dan kitab Ulangan (Deuteronomy). Kitab Taurat ketika diturunkannya menggunakan bahasa Suryani. Di antara ajaran pokok dalam Taurat berisi tentang Sepuluh Perintah Tuhan (The Ten Commandement), yang isinya ialah :
a. Hormati dan cintai satu Allah
b. Sebutlah nama Allah dengan hormat
c. Kuduskanlah hari Tuhan (hari Sabat).
d. Hormatilah ibu dan bapakmu
e. Jangan membunuh
f. Jangan bercabul / berzina
g. Jangan mencuri
h. Jangan berdusta
i. Janmgan ingin berbuat cabul
j. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal
2. Zabur
Zabur adalah nama kitab yang diberikan kepada Nabi Daud a.s., Zabur berasal dari zabara-yazburu-zabur yang berarti menulis. Zabur dalam bahasa Arab disebut mazmur / mazamir.
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dalam bahasa Qibti. Zabur berisi 150 nyanyian yang disenandungkan Nabi Daud a.s. dengan menggunakan semua pengalaman yang dialami pada masa hidupnya, seperti : dosa, pengampunan dosa, suka cita dan kemenangannya atas musuh Allah SWT, dan kemuliaan Allah SWT.
Kitab Zabur merupakan ajaran yang berisi lima jenis nyanyian, yaitu :
a. Nyanyian kebaktian untuk memuji Tuhan
b. Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan
c. Ratapan-ratapan jama’ah
d. Ratapan dan doa individu
e. Nyanyian untuk raja
Nabi Daud a.s. menyatakan intisari kitab Taurat yang berupa sepuluh perintah tetap menjadi pedoman hidupnya meskipun Allah SWT menurunkan kitab Zabur kepadanya.
3. Injil
Kitab Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. dalam bahasa Ibrani. Kitab ini isi kandungannya memuat beberapa ajaran pokok, antara lain :
a. Perintah agar kembali kepada Tauhid yang murni (mengesakan Allah).
b. Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat (tidak menghapuskan hukum yang terkandung dalam kitab Taurat).
c. Ajaran agar hidup sederhana (zuhud) dan menjauhi sifat tamak (rakus).
d. Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya.
e. Menyampaikan akan kedatangan rasul setelahnya.
Kitab Injil yang sekarang berbeda dengan kitab Injil yang diterima Nabi Isa a.s., karena bentuknya yang sekarang ada sejumlah pengikut Nabi Isa a.s. yang memasukkan karangannya ke dalam kitab Injil. Mereka itu adalah Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohanes). Oleh karena itu Injil tersebut dinamakan sesuai dengan pengarangnya yaitu : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yahya/Yohanes.
Pada mulanya terdapat kurang lebih 70 buah kitab Injil. Injil sebanyak itu pada umumnya membawakan isi yang simpang siur satu sama lain. Ketika diadakan Synodes (muktamar gereja-gereja) di Nicea pada tahun 325 M, diputuskan hanya empat Injil di atas yang diakui gereja. Injil yang tidak diakui gereja disebut Apocrypha, yaitu injil-injil yang tertolak.
Adapun injil-injil yang dinyatakan tertolak, antara lain adalah :
1) Injil Petrus
2) Injil Ibrani
3) Injil Thomas
4) Injil Yakobus
5) Injil Barnabas
6) Injil Dua Belas
7) Injil Yudas Iskariot
8) Injil Andreas
9) Injil Bartholomeus
10) Injil Nikodemus
11) Injil Marthias
12) Injil Ebionea
13) Injil Philip
14) Injil Maria
15) Injil Apeles
16) Injil Marcion
17) Injil Yakobus Kecil
18) Injil Orang-0rang Mesir
Di antara kitab Injil yang disebutkan di atas, yang isinya mirip dengan keterangan dalam ayat suci Al Qur’an adalah Injil Barnabas. Adapun ajaran Injil Barnabas adalah sebagai berikut :
a) Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya ialah Yudas Iskariot yang diserupakan oleh Tuhan (baik rupa dan suaranya). Yesus sendiri naik ke langit bersama malaikat.
b) Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang rasul Allah.
c) Messias (ratu adil atau juru selamat) atau Al Masih yang dinanti-nantikan, bukanlah Yesus, tetapi Nabi Muhammad s.a.w. nabi dan rasul Allah yang terakhir.
d) Putera Ibrahim yang akan disembelih karena perintah Allah ialah Ismail, bukan Ishaq, seperti yang tersebut dalam perjanjian lama yang ada sekarang
4. Al Qur’an
Al Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, Al Qur’an adalah firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai nabi terakhir merupakan mukjizat bagi yang membacanya bernilai ibadah dengan mendapat pahala. Dinamakan Al Qur’an karena ia merupakan kitab suci yang wajib dibaca (minimal di dalam sholat), dipelajari, dan merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik. Selain itu, Al Qur’an juga dinamakan Al Kitäb (ketetapan atau tulisan), Aż Żikru (peringatan), An Nűr (cahaya yang menerangi), Al Furqän (pembeda antara yang benar dan salah), dan sebagainya.
Al Qur’an diturunkan mempunyai tujuan untuk menyempurnakan kitab-kitab terdahulu (Taurat, Zabur, dan Injil). Dengan diwahyukan Al Qur’an, habis masa berlakunya kitab-kitab itu. Masa berlaku Al Qur’an sampai hari kiamat.
Dengan demikian, arti kepercayaan kita kepada kitab-kitab Allah SWT dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Percaya terhadap kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang asli dengan konsekwensi tidak mengamalkan isinya karena masa berlaku kitab tersebut telah habis.
b) Percaya kepada ketiga kitab tersebut bahwa kitab-kitab itu merupakan wahyu dari Allah SWT, sebelum ditambah dan diubah oleh manusia sebagaimana sekarang ini.
c) Terhadap kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang terhimpun dalam Bible atau AlKitab, kita tidak wajib mempercayainya, apalagi mengamalkan ajarannya.
d) Terhadap kita suci Al Qur’an, kita harus percaya dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya isi yang terkandung dalam kitab-kitab Allah SWT, perinsipnya sama, yaitu :
i. Mengajak manusia agar tidak menyekutukan Allah SWT atau menanamkan jiwa tauhid.
ii. Mendidik dan membimbing kejalan yang benar sehingga dapat hidup bahagia, dan sejahtera di dunia dan di akhirat.
iii. Mengajak manusia untuk melaksanakan perintah-Nya.
iv. Mengajak manusia agar meninggalkan larangan-Nya.
v. Menjelaskan tentang janji-janji Allah bagi yang mematuhi perintah-Nya.
vi. Menjelaskan tentang ancaman bagi yang melanggar larangan-Nya.
D. KEDUDUKAN KITAB-KITAB ALLAH
1. Sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam hubungan manusia dengan Allah swt
Firman Allah dalam Q.S. Az-Zariyat (51) ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
( الذاريات :٥٦ )
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.
2. Sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungan terhadap dirinya sendiri
Firman Allah dalam Q.S. Az-Zariyat (51) ayat 21
وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلا تُبْصِرُونَ
( الذاريات :۲۱ )
Artinya: “Dan (juga) pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan”. (Q.S. Az-Zariyat : 21)
Dalam Q.S. At-Tahrim (66) : 6  dinyatakan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
( التحريم( ٦٦ ): ٦ )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim (66) : 6)
3. Hubungan manusia dengan manusia
Prinsip dasar ajaran Islam tentang hubungan dengan sesama manusia adalah bekerjasama dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Maidah (5) : 2 sebagai berikut:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ
( المائدة :۲ )
Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan …”. (Q.S. Al-Maidah : 2)
Disebutkan juga dalam Q.S. Luqman (31) ayat 20, Q.S. Az-Zukhruf (43) ayat 32, Q.S. Saba’ (34) ayat 28.
4. Sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungannya dengan alam dan lingkungannya
Sesuai firman Allah swt dalam Surah Luqman (31) ayat 20
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلا هُدًى وَلا كِتَابٍ مُنِيرٍ
( لقمان : ۲۰ )
Artinya: “Tidaklah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan yang ada di bumi untuk (kepentingan) mu, dan mnyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin …” (Q.S. Luqman : 20)
Kemudian dalam Surah Hud  (11) : 61 Allah berfirman:
…..  هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا     ……..
…( هود : ۱ ٦ )
Artinya: “… Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya …”. (Q.S. Hud (11): 61)
Kemudian dalam Surah Al-Qasas ( 28  )  : 77 dikatakan:
…  . وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
( القصص:٧٧ )
Artinya: “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S. Al-Qasas (28) : 77)
Dalam Suarah Ar-Rum (30) : 41 dikatakan lebih jelas lagi sebagai berikut:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
( الروم:٤۱ )
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Q.S. Ar-Rum (30) : 41)
E. FUNGSI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
1. Dalam kehidupan pribadi
Dengan meyakini kebenaran kitab Allah swt sebagai pedoman hidup dapat berfungsi sebagai stabilisator dalam hidup dan kehidupannya
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
( البقرة:۲ )
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 2)
Dalam ayat yang lain:
أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
( البقرة:۵ )
Artinya: “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 5)
2. Dalam kehidupan bermasyarakat
Manusia hendaknya saling menghargai, menghormati, dan memandang bahwa manusia itu adalah sama, tidak ada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah.
Sesuai firman Allah dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
( الحجرات:۱۳ )
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui Maha teliti”. (Q.S. Al-Hujurat(49): 13)
3. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Iman kepada kiatab-kitab Allah dalam pengamalannya mengajarkan kepada umat manusia untuk memajukan bangsa dan negaranya sesuai bidangnya masing-masing. Maju atau mundurnya suatu bangsa dan negara tergantung pada sikap dan mental warga negaranya. Sesuai Q.S. Ar-Ra’d (13) ayat 11.
Sedangkan secara umum fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah itu ialah :
1. Mempunyai iman yang kukuh dan mantap
2. Selalu mendapat hidayah beribadah kepada Allah
3. Sabar dalam menerima cobaan dan syukur ketika mendapat nikmat
4. Mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi
5. mempunyai sikap optimis dalam beribadah kepada Allah
Adapun tanda-tanda penghayatan terhadap iman kepada kitab suci Allah dalam perilaku sehari-hari:
a. Meyakini dengan sepenuh hati, bahwa agama Islam adalah agama yang paling haq (benar). (Q.S. Ali-Imran (3) : 19 dan 85, Q.S. At-Taubah (9) : 122, Q.S. Aś-Śåf (61) : 8-9)
b. Terhadap diri sendiri, untuk memerhatikan kesehatan jasmani dengan cara berusaha dan bekerja untuk mencari nafkah dan menjauhi perbuatan dosa.
c. Bagi yang telah berkeluarga, ia akan memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya sesuai dengan posisinya. (Q.S. At-Tahrïm (66) : 6)
d. Timbul sikap peduli untuk saling mengerti dan berbuat baik terhadap orang lain dan lingkungannya.
e. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Menjadikan bangsa yang dapat mandiri dan terbebas dari pengaruh dan tekanan dari mana pun. Sehingga menjadikan bangsa yang bermartabat dalam pergaulan antar bangsa. (Q.S. Al-A’räf (7): 96)
F. KITAB SUCI AL-QUR’AN
1. Arti Al-Qur’an
Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Adapun menurut istilah yaitu kalamullah (firman-firman Allah SWT) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw lewat Malaikat Jibril yang merupakan mukjizat, ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawir serta termasuk ibadah bagi yang membacanya. Orang yang dalam hidupnya selalu berpedoman terhadap Al-Qur’an niscaya hidupnya akan mendapatkan kebahagiaan sampai akhirat. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT secara bertahap atau berangsur-angsur, diturunkan selama lebih kurang 23 tahun, atau tepatnya 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.
Wahyu Al-Qur’an yang pertama turun ialah Surah Al-‘Alaq ayat 1 sampai 5 ketika Nabi Muhammad sedang berkhalwat di Gua Hira’ dan pada malam tanggal 17 Ramadhan turunlah wahtu Al-Qur’an yang pertama tersebut, sedangkan yang terakhir turun ialah Surah Al-Maidah ayat 4 pada saat Rasulullah saw sedang melaksanakan ibadah haji di Mekah, tepatnya ketika sedang wukuf di Arafah.
2. Cara-cara Alqur’an diturunkan
Nabi Muhammad saw dalam menerima wahyu Al-Qur’an mengalami bermacam-macam cara dan keadaan, diantaranya ialah:
a. Malaikat Jibril memasukkan wahyu kedalam hati Nabi Muhammad saw , cara seperti ini beliau tidak melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa sudah berada saja dalam kalbunya. Hal ini sesuai dengan Surah Asy-Syura’ ayat 51.
b. Malaikat Jibril menampakkan diri seperti laki-laki dan mengucapkan kata-kata kepadanya, sehingga beliau mengetahui dan hafal benar kata-kata itu (seperti ketika menerima wahyu yang pertama kali)
c. Wahyu turun kepada beliau seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini adalah yang amat berat dirasakan oleh Nabi Muhammad saw. Kadang-kadng pada keningnya bercucuran keringat, meskipun ketika turunnya wahyu tersebut pada saat musim dingin.
d. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad saw tidak seperti orang laki-laki, akan tetapi benar-benar menmpakkan dirinya dengan rupa yang aslinya. Hal ini seperti dijelaskan di dalam Al-Qur’an Surah An-Najm ayat 13-14.
3. Ayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat Madaniyah
Ditinjau dari segi turunnya, Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu ayat Makkiyah dan ayat Madaniyah.
a. Ayat Makkiyah yaitu ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah.
b. Ayat Madaniyah yaitu ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah.




Ayat-ayat Makiyah dari isi 19/30 Al-Qur’an yang terdiri atas 86 surah, sedang ayat-ayat Madaniyah dari 11/30  isi Al-Qur’an terdiri dari 28 surah.
4. Surah-surah dalam Al-Qur’an
Surah-surah dalam Al-Qur’an ditinjau dari segi panjang dan pendeknya terbagi atas empat bagian, yaitu:
a. As-Sab’ut Ťiwäl, artinya ialah tujuh surah yang panjang, yaitu terdiri dari: Surah Al-Baqarah, Ali-Imran, An-Nisa’, Al-A’raf, Al-An’am, Al-Maidah, dan Yunus.
b. Al-Mi’űn yaitu surah-surah yang berisi kira-kira seratus ayat lebih, seperti Surah Hud, Yusuf, Al-Mu-min dan sebagainya.
c. Al-Mašänï, yaitu surah-surah yang berisi kurang sedikit dari seratus ayat. Seperti: Al-Anfal, Al-Hijr.
d. Al-Mufassal, yaitu surah-surah yang pendek, misalnya: Ad-Dhuha, Al-Asr, Al-Ma’un, Al-Kausar, Al-Ikhlas, dan sebagainya.
5. Kedudukan Al-Qur’an
Kedudukan Al-Qur’an sebagai wahyu Allah berfungsi sebagai mukjizat Rasulullah Muhammad saw, yang tak dapat ditiru manusia (Q.S. Yunus (10) : 38), sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim dalam megakkan keadilan (Q.S. Al-Maidah (5) : 49) dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah sebelumnya (Q.S. Al-Maidah  (5) : 48) yang bernilai abadi.
a. Sebagai mukjizat Rasulullah s.a.w
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang dikaruniakan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an mudah dimengerti, indah didengar, tidak membosankan ketika dibaca dan dihafal oleh berjuta-juta umat di dunia ini, indah susunan dan gaya bahasanya, isi dan kandungannya bernilai lengkap dan universal. Keistimewaannya adalah tidak ada seorang pun yang mampu berbuat sesuatu ayat atau karangan yang sama nilainya dengan Al-Qur’an.
Firman Allah swt dalam Surah Al-Isra’ (17) : 88
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
( الإسراء:۸۸ )
Artinya: “Katakanlan, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain. ” (Q.S. Al-Isra’(17): 88)
b. Sebagai pedoman hidup
Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Ajarannya senantiasa dipelihara kebenaran dan kemurniannya oleh Allah swt, karena mengandung segala hal yang diperlukan oleh manusia (akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah) sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Ibrahim (14) : 1.
…… الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
( إبراهيم :۱ )
Artinya: “Alif lam ra. (ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang …”. (Q.S. Ibrahim: 1)
c. Sebagai korektor dan penyempurna
Al-Qur’an membenarkan, melengkapi, mengoreksi, dan menjelaskan kitab-kitab Allah yang terdahulu tentang ajaran yang belum sempurna, dan yang telah diubah atau dipalsukan oleh manusia. Firman Allah Q.S. Al-Maidah: 48
….  وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
( المائدة :٤۸ )
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kita-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya …”. (Q.S. Al-Maidah(5) : 48)
Sebagai contoh koreksi-koreksi yang dikemukakan Al-Qur’an, antara lain:
1) Tentang ajaran Trinitas (Q.S. Al-Maidah (5) : 73)
2) Tentang Nabi Isa (Q.S. Ali-Imran (3) : 49-59)
3) Tentang penyaliban Nabi Isa (Q.S. An-Nisa’ (4) : 157-158), Ali-Imran (3) : 155)
4) Tentang Nabi Lut (Q.S. Al-Ankabut (29) : 28-30), Q.S. Al-A’raf (7) : 80-84)
5) Tentang Nabi Harun (Q.S. Taha (20) : 90-94)
6) Tentang Nabi Sulaiman (Q.S. Al-Baqarah (2) : 102 dan Q.S. An-Naml (27) : 15-44)
6. Isi Al-qur’an terpelihara keasliannya
a. Jaminan Allah untuk memelihara kemurnian Al-Qur’an
1) Pada masa Nabi Muhammad saw
a. Melalui hafalan dan penghafal Al-Qur’an
Nabi menganjurkan agar ayat-ayat Al-Qur’an dihafal dan dibaca terutama dalam salat, agar ayat-ayat tetap diingat. Untuk memelihara hafalan mereka, Rasulullah saw mengadakan pengulangan terhadap para sahabat dengan cara membaca/menghafal ayat Al-Qur’an. Pengulangan/repetisi hafalan nabi dilakukan oleh malaikat Jibril minimal 1 kali setahun.
b. Dari naskah yang diberikan oleh Nabi saw
Setiap Nabi Muhammad saw menerima wahyu, beliau menyuruh agar ayat-ayat itu dituliskan di batu, kulit, pelepah kurma, dan apa saja yang bisa digunakan untuk menulis. Nabi menerangkan susunan ayat yang mesti ditulis dan melarang menulis selain ayat-ayat Al-Qur’an seperti hadis dan penjelasan yang mereka terima dari Rasulullah saw. Larangan ini dengan maksud agar Al-Qur’an tetap terpelihara kemurniannya dan tidak bercampur dengan yang lainnya.
c. Dari naskah yang ditulis oleh yang pandai membaca dan menulis
Rasulullah saw sangat menghargai dan menghormati kepandaian seseorang dalam menulis dan membaca Al-Qur’an. Tawanan Nabi dalam perang Badar dapat dibebaskan dengan mengajari membaca dan menulis 10 orang muslim sebagai tebusan. Dengan demikian bertambah banyak orang-orang yang mahir menulis dan membaca ayat-ayat yang telah diturunkan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
2) Pada masa para sahabat
Dimasa pemerintahan khalifah Usman bin Affan (23-35 H/664-56 M), khalifah meminta kepada Hafsah binti Umar lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis dimasa Khalifah Abu Bakar untuk disalin. Kemudian Khalifah Usman membentuk panitia penulis yang terdiri dari Zaid bin Sabit sebagai ketua dengan anggota-anggotanya: Abdullah bin Zubair, Said bin As, dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Tugas panitia ini adalah membukukan Al-Qur’an dengan menyalin 5 buah lalu disebarluaskan ke Mekah, Syiria, Basrah, dan Kufah, agar diperbanyak dan disalin. Satu buah ditinggalkan di Madinah untuk Khalifah Usman sendiri. Itulah yang dinamakan “Mushaf Usmani”.
Demikian Al-Qur’an itu dibukukan pada masa sahabat. Semua mushaf yang diterbitkan kemudian harus disesuaikan dengan mushaf Al-Imam. Usaha untuk menjaga kemurnian Ai-Qur’an itu tetap dilakukan oleh kaum muslimin di seluruh dunia sampai pada generasi sekarang.
3) Di Indonesia
Usaha-usaha untuk kemurnian Al-Qur’an di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara.
a) Membentuk Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an yang bertugas meneliti semua mushaf sebelum diedarkan kepada masyarakat. Panitia ini bergabung di bawah pengawasan Departemen Agama. Pemerintah telah mempunyai Al-Qur’an pusaka yang berukuran 1 x 2 m yang merupakan standar dalam penerbitan Al-Qur’an di Indonesia yang telah disesuaikan dengan mushaf Al-Imam. Setiap satu tahun sekali pemerintah mengadakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dengan cabang lomba yaitu:
(1) Tilawatil (membaca)
(2) Tahfiz (hafalan)
(3) Syarhil (penguraian makna dan materi ayat)
(4) Khat (penulisan)
(5) Fahmil (pemahaman isi dan kandungan Al-Qur’an)
(6) Murottal (bacaan bagi anak-anak dengan usia tertinggi 18 tahun)
b) Mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an, Pesantren Al-Qur’an, Lembaga Penghafal Al-Qur’an, Perguruan Tinggi Al-Qur’an, sebagai usaha dalam meningkatkan kemampuan baca tulis, pemahaman pengkajian ilmu-ilmu Al-Qur’an sekaligus memelihara dan menjaga kemurnian Al-Qur’an dari segala macam campur tangan manusia. Sehingga Al-Qur’an yang dimiliki kaum muslimin sama persis dengan Al-Qur’an yang diturunkan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. Terbuktilah jaminan Allah swt, bahwa Al-Qur’an akan tetap terpelihara selamanya.
7. Kandungan Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup bagi mereka yang ingin mencapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Ajaran Al-Qur’an begitu luas dan mencakup seluruh aspek kehidupan. Secara garis besar isi Al-Qur’an mencakup:
a. Akidah/Keimanan
Al-Qur’an memberikan tuntutan yang jelas, terang, sempurna, dalam meyakini ke Mahaesaan Allah swt.
…َ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
( التوبة :31 )
Artinya: “… padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuha Yang Mahaesa, tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan”. (Q.S. At-Taubah(9): 31)
b. Ibadah
Ibadah dalam arti khusus adalah hubungan manusia (makhluk) dengan Allah (Khaliq) dikerjakan semata-mata dengan niat ikhlas untuk mencapai keridhaan Allah dan sesuai dengan syariat seperti yang tercakup dalam Rukun Islam yang kelima, yakni syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
( البقرة :۲۱ )
Artinya: “Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 21)
c. Akhlak
Al-Qur’an memberikan tuntunan agar manusia bersikap dan berperilaku yang baik dan terpuji (akhlakul karimah) dengan menjauhi sikap dan perilaku tercela (akhlakul mazmumah). Profil akhlakul karimah sudah terdapat pada diri Rasullullah saw untuk kita jadikan contoh dan suri tauladan.
Firman Allah swt Q.S. Al-Ahzab (33) : 21
…لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
(الأحزاب :۲۱ )
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu …”. (Q.S. Al-Ahzab(33):21)
d. Mu’amalah
Mu’amalah dalam Al-Qur’an adalah penuntun dalam pergaulan dan pemenuhan kebutuhan antara sesama manusia sebagai makhluk sosial, seperti perdagangan, pertanian, perindustrian, dan lain-lain. Firman Allah swt dalam Q.S. Ql-Baqarah (2) : 282 ;
…… يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ
( البقرة :۲٨۲ )
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”. (Q.S. Al-Baqarah(33): 282)
e. Syariah
Hukum syariah di dalam Al-Qur’an menyangkut hubungan lahiriah antara manusia dengan Allah, antar sesama manusia dan antara manusia dengan alam sekitarnya, yang garis besarnya terdiri dari:
1) Hukum ibadah, yaitu ketentuan-ketentuan hubungan antara manusia dengan Allah swt (salat, puasa, zakat, dan haji)
2) Hukum munakahat (perkawinan/pernikahan)
3) Hukum Faraid (warisan)
4) Hukum muamalah dan hukum perdata
5) Hukum jinayat (ketentuan tentang tindak kejahatan jiwa, pencurian, perampokan, pembunuhan)
6) Hukum jihad (ketentuan tentang perang, dsb)
f. Tarikh (kisah-kisah)
Al-Qur’an banyak mengandung kisah-kisah perjalanan umat-umat terdahulu, baik yang taat dan patuh, maupun yang ingkar dan durhaka adalah menjadi pelajaran berharga bagi umat-umat sesudahnya. (Q.S. Yusuf (12) :111)
g. Tazkir (peringatan)
Al-Qur’an dalam memperingatkan umat manusia menggunakan dua cara yaitu:
1) Wa’ad dan wa’id yaitu janji baik terhadap orang yang beriman dan janji buruk (ancaman) terhadap orang yang ingkar. (Q.S. Az-Zumar (39) : 71-73)
2) Targhib dan tarhib yaitu gambaran yang menyenangkan dan gambaran yang menakutkan tentang nikmat dan siksa di akhirat. (Q.S. Al-Anbiya’ (21) : 90)
h. Dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan
Al-Qur’an banyak memberi petunjuk dan dorongan untuk memikirkan dan meneliti alam semesta agar bermanfaat untuk keperluan pembangunan dan kemakmuran umat manusia. Firman Allah swt
…….  قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
( يونس :۱۰۱ )
Artinya: “Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!”. (Q.S. Yunus (10) :101)
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ
( الرحمن :۳۳ )
Artinya: “Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).” (Q.S. Ar-Rahman(55): 33)
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain:
1) Bidang Astronomi (Q.S. Ar-Rahman (55) : 33)
2) Bidang Psikologi (Q.S. Asy-Syams (91) : 7-10)
3) Bidang Biologi (Q.S. Al-Mu’minun (23) : 12-14)
4) Bidang Gizi (Q.S. An-Nahl (16) : 66)
5) Bidang Teknologi (Q.S. Al-Hadid (57) : 25)
6) Bidang Kesehatan (Q.S. An-Nahl (16) : 65-69)
7) Bidang Geografi (Q.S. Ar-Rahman (55) : 19-20)
8) Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang universal dan bertaraf global mengarah dan mendorong manusia agar sukses dalam menempuh kehidupan ini. Supaya berhasil mencapai mufakat kemanusiaan yang sempurna, maka diperlukan keterpaduan penguasaan ilmu pengetahuan yang didasari oleh Iman dan Taqwa (imtaq).
8. Menunjukkan sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap iman pada Al-Qur’an
Ada dua jalan yang ditawarkan Al-Qur’an untuk kehidupan ini (Q.S. Al-An’am (6) : 153), Q.S. Hud (11): 112, yaitu:
a. Jalan Hasanah
Berpegang teguh kepada ajaran Allah akan mendapat petunjuk (Q.S. Ali-Imran (3) : 101, Q.S. An-Nisa’ (4):175). Polanya mengikuti Sunah Rasul (Q.S. Al-Ahzab (33) : 21), hasil yang akan didapat hasanah di dunia dan hasanah di akhirat. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 201)
b. Jalan Su’ul Ma’ab/Fukur (Q.S. Al-An’am (6) : 153)
Jalan yang simpang siur/sesat seperti kafir (Q.S. Al-Baqarah (2) : 6-7), musyrik (Q.S. An-Nisa’ (4) : 36), fasiq (Q.S. Al-Baqarah (2) : 26), zalim (Q.S. Ibrahim (14) : 27), berbuat maksiat (Q.S. Ar-Rum (30) : 10), dengan mengikuti setan (Q.S. Maryam (19) : 83), hasil yang didapat adalah tempat yang buruk (Q.S. Ali-Imran (3) : 196-197)
Al-Qur’an memberikan kebebasan/kemerdekaan untuk menentukan pilihan. Al-Qur’an memberikan rambu-rambu peringatan agar manusia tidak terperangkap pada pilihan yang salah atau memilih sistem hidup jahiliyah.
a. Belajar pada lingkungan/sejarah (memilih fakta) (Q.S. Ar-Rum (30) : 8-10)
b. Tidak tertipu oleh tipu daya orang kafir (Q.S. Ali-Imran (3) : 196, Q.S. At-Taubah (9) : 55, Q.S. Ali-Imran (3) : 119)
c. Tidak terperangkap dengan kondisi lingkungan (Q.S. Al-An’am (6) : 116, Q.S. Hud (11) : 15-17)
d. Bersikap kritis dan tidak pasrah pada kenyataan (Q.S. Al-Isra’(17) : 36, Q.S. Al-Maidah (5) : 104)
e. Tidak terperangkap/melibatkan pada pola jahiliyah (Q.S. Al-Maidah (5) : 50, Q.S. Al-Baqarah (2) : 170)
f. Berakhlak sebagai pewaris Al-qur’an dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mau mendengarkan Al-Qur’an (Q.S. Al-A’raf (7) : 204, Q.S. Al-Maidah (5) : 83)
2) Gemar membaca Al-Qur’an (Q.S. Al-Isra’ (17) : 45-46)
1) Membaca sesuai tajwid (Q.S. Al-Muzzammil (73) : 4)
2) Membaca Al-Qur’an dengan mengetahui terjemahannya (Q.S. Al-Anfal (8) : 2)
3) Membaca Al-Qur’an dengan memahami dan menghayati agar berkah (Q.S. Sad (38) : 29)
3) Selalu bertadabbur dan mengikuti Al-Qur’an (Q.S. Al-Qasas (28) : 17)
4) Selalu mengajarkan dan menyebarkan Al-Qur’an (Q.S. Al-Isra’ (17) : 9, Q.S. Maryam (19) : 97)
Ada hikmah yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Qur’an kepada umat manusia, di antaranya sebagai berikut :
1. Menjadikan manusia tidak kesulitan dalam menjalani kehidupan (Q.S. Maryam (19) : 33)
2. Mencegah dan mengatasi perselisihan di antara sesama manusia yang disebabkan perselisihan perbedaan pendapat dan merasa bangga apa yang dimilikinya masing-masing (Q.S. Yunus (10) : 19, Q.S. Hud (11) : 118, Q.S. Al Isra (17) : 53)
3. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa (Q.S. Al Baqarah (2) : 2-3, Q.S. Ali ‘Imran (3) : 138, Q.S. Ibrahim (14) : 52)
4. Membenarkan adanya kitab-kitab sebelumnya (Q.S. Al Maidah (5) 48)
5. Menginformasikan bahwa setiap umat pada nabi/rasul terdahulu mempunyai syarti’at (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (Q.S. Al Baqarah (2) : 148, Q.S. Al Hajj (22) : 67, Q.S. An Nuur (24) : 41)
6. Menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai ajaran tauhid-Nya dipecah belah (Q.S. Al Hijr (16) : 90-91, Q.S. Al Anbiya (21) : 92-93, Q.S. Al Mukminun (23) : 52-54)
7. Menginformasikan perintah/larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan, juga taqdir serta sunnatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi yang bertaqwa.
8. Sebagai kumpulan petunjuk Allah bagi seluruh manusia sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad s.a.w.
G. HIKMAH BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Beriman kepada kitab-kitab Allah akan memberikan hikmah dalam kehidupan orang-orang yang mengimaninya. Di antara hkimah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dijauhkan dari kesulitan hidup, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridlo Allah SWT (Q.S. Thoha (20) : 2)
2. Semakin yakin untuk berperilaku sesuai dengan kitab Allah SWT, tentu seorang muslim berperilaku sesuai dengan ajaran Al Qur’an yang dicontohkan Rasulullah s.a.w. (Q.S. Al Ahzab (33) : 21)
3. Yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan makhluk-nya di dunia hidup tanpa arah. (Q.S. Al Maidah (5) :16)
4. Diturunkan kepada hamba-Nya sesuai dengan karakter masing umat-Nya masing-masin g (Q.S. Ibrahim (14) :4)
5. Dapat memberikan ketenangan dan ketentraman dalam hidup (Q.S. Ar Ra’d (13): 28)
H. PENERAPAN SIKAP PERILAKU BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Semakin dalam seseorang imannya itu, bila tercermin dari sikap perilaku dalam sehari-hari nampak dari kehidupannya. Di antara sikap perilaku penerapan sikap perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT sebagai berikut :
1. Optimis dalam beribadah kepada Allah SWT atas segala usaha yang dilakukannya karena percaya pertolongan Allah SWT sangat dekat kepada orang yang berbuat baik (Q.S.Al A’raaf (7) : 56)
2. Selalu bersyukur bila mendapat nikmat (Q.S. Ibrahim (14) : 7)
3. Tabah dan sabar bila mendapat musibah dan cobaan (Q.S. Al Baqarah (2) : 155-157)
4. Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara (Q.S. Al Fatihah (1) : 5)
5. Sebagai pedoman dan contoh perilaku di masyarakat (Q.S. Ali ‘Imran (3) : 110)
6. Mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang baik bagi masyarakat (Q.S. Ali ‘Imran (3) : 104)
7. Sebagai motivator, dinamisator, dan stabilisator dalam kehidupan, sehingga hubungan terjalin secara serasi, selaras dan seimbang. http://syaunarahman.wordpress.com


Di antara sikap perilaku penerapan sikap perilaku beriman kepada Allah SWT sebagai berikut: [1][10]
1.      Optimis dalam beribadah kepada Allah SWT atas segala usaha yang dilakukannya karena percaya pertolongan Allah SWT sangat dekat kepada orang yang berbuat baik (Q.S.Al A’raaf (7) : 56)
2.      Selalu bersyukur bila mendapat nikmat (Q.S. Ibrahim (14) : 7)
3.      Tabah dan sabar bila mendapat musibah dan cobaan (Q.S. Al Baqarah (2) : 155-157)
4.      Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara (Q.S. Al Fatihah (1) : 5)
5.      Sebagai pedoman dan contoh perilaku di masyarakat (Q.S. Ali ‘Imran (3) : 110)
6.      Mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang baik bagi masyarakat (Q.S. Ali ‘Imran (3) : 104)
7.      Sebagai motivator, dinamisator, dan stabilisator dalam kehidupan, sehingga hubungan terjalin secara serasi, selaras dan seimbang.
8.      Membiasakan dan senang sekali melakukan kegiatan amal saleh, disiplin dan patuh kepada ajaran Islam
9.      Bekerja keras (berjihad) dan tidak khawatir, karena yakin akan perlindungan Allah SWT
10.  Memurnikan ajaran Islam dengan memantapkan tauhid dalam jiwa, dan menjauhi mempercayai takhayul dan mistik.
11.  Menjauhi dan mencegah perbuatan-perbuatan tercela yang tidak diridlai Allah SWT.
12.  Waspada dan mawas diri karena merasakan kehadiran malaikat yang senantiasa mengawasinya.
13.  Jujur dan meyakini bahwa kelak akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya yang baik dan buruk.
Kesempurnaan dari Hak Allah bagi manusia beriman tidak cukup untuk hanya memikirkan keselamatan dirinya dari segala bahaya dan berbagai musibah dari segala perkara dunia pada kehidupannya dan dari berbagai kesusahan dan kesengsaraan hidup berlomba-lomba mencari perbekalan hidup bagi dirinya dan keturunannya dengan alas an untuk kuat ta’at beribadah, padahal mengikuti hawa nafsu yang samara pada hati, sehingga merasa butuh pada kehidupan Hubbuddunya (cinta dunia) sehingga kikir bersedekah karena sangat takutnya menjadi miskin dan sengsara.
Dan berlomba-lomba pula mencari keselamatan akhirat agar terbebas dari siksa kubur dan azab neraka dengan melulu atau banyak mengerjakan berbagai Peribadatan (Ubudiyyah), padahal mengikuti nafsu yang samara pada hati hingga menghilangkan keikhlasan Kepada-Nya, maka timbulah rasa bangga hati (ujub) karena merasa telah pahala yang didapat bagi bekal akhirat, kemudian lupa bahwa; tiadalah amal yang diterima melainkan yang ikhlas Kepada-Nya pada Rahmat-Nya, jadilah hati terpedaya dan terbelenggu mengandalkan amal, sehingga tiadalah pada lathifah Bathin Rasa Tawadhu (Merendah) Kepada-Nya dalam segala Keikhlasan Amal.
Langkah-langkah antisipasi dalam menguatkan keimanan dapat diwujudkan dalam beberapa aktifitas ibadah yaitu:
1.      Memiliki lidah yang selalu menjadikannya sibuk berdzikir atau bertasbih kepada Allah dengan membaca Al-Qur’an dan mempelajari ilmu agama.
2.      Memiliki hati yang selalu mengeluarkan dari dalam hatinya perasaan tidak bermusuhan, iri, dengki dan lain sebagainya.
3.      Penglihatan tidak akan memandang kepada hal-hal yang haram, tidak memandang dunia dengan keinginan hawa nafsu, tetapi ia memandanginya dengan mengambil i’tibar dan pelajaran.
4.      Perutnya, dia tidak memasukkan hal-hal haram kedalamnya, sebab yang demikian itu adalah perbuatan dosa.
5.      Tangannya, dia tidak memanjangkan tangannya ke arah hal-hal yang
haram, tetapi memanjangkannya untuk memenuhi ketaatan.
6.      Telapak kakinya, dia tidak berjalan kepada hal-hal yang haram ataukedalam kemaksiatan, tetapi berjalan di jalan Allah SWT dengan bersahabat atau berteman dengan orang-orang yang sholeh.
7.      Menjadikan keta’atannya itu murni dan ikhlas karena Allah SWT.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar